Jumat, 12 April 2019
Bagian ke-2 (MERAIH KEBAHAGIAAN HAKIKI SESUAI TUNTUNAN ILAHI)
1.
Keutamaan
mengajarkan ilmu
Diantara
keutamaan ta’lim (mengajarkan
ilmu) adalah akan mendapatkan kekayaan yang paling berharga di dunia seperti
dimisalkan dengan unta merah (harta yang paling berhrga)[1],
memperoleh permohonan ampunan kepada Allah sebab dari usahanya.[2]
Manfaat ilmu para ulama mencakup segala sesuatu, termasuk ikan, karena dengan
ilmu para ulama mengetahui apa yang halal dan apa yang haram, mereka menasehati
orang-orang agar berbuat baik kepada segala sesuatu, termasuk kepada hewan yang
disembelih dan kepada ikan, maka Allah mengilhamkan istighfar kepada semua itu
sebagai balasan bagi kebaikan mereka (yang mengajarkan kebaikan tersebut).[3]
Orang
yang paham Agama adalah yang memiliki pehaman, seperti bagian bumi yang
menerima air hujan lalu ia menumbuhkan padang rumput, mereka mengetahui dan
memahami, mereka mengembangkan dan mengajarkan, sedang orang yang hafal namun
tidak diberi kepahaman, diumpamakan dengan tanah yang keras yang menampung air,
maka apa yang ada pada mereka diambil manfaatnya. Adapun orang-orang yang
mendengar tetapi tidak belajar dan tidak menghafal, maka mereka adalah
orang-orang awam yang bodoh.[4]
[1]
“Sungguh Allah memberi petunjuk kepada seorang laki-laki melalui dirimu
adalah lebih baik bagimu daripada kamu mempunyai unta merah.” (H.R
al-Bukhari, no.2942; Muslim, no.2406)
[2]
“Sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, semua hewan
termasuk ikan di lautan memohonkan ampunan kepada Allah untuknya.”(H.R
ad-Darimi, dalam as-Silasilah ash-Shahihah, no. 1852)
[3]
Ibnu Qudamah, Mukhtashar Minhajul Qasidin,(Beirut: Al-maktabah Al-Islami,
tahun 2000), hal. 21
[4]
H.R al-Bukhari, no. 79 dan Muslim, no.2282
MERAIH KEBAHAGIAAN HAKIKI SESUAI TUNTUNAN ILAHI
A. Seperempat
Pertama Ibdah-ibadah
Kitab Satu
Hakikat ilmu keutamaannya dan
perkara-perkara yang berkaitan dengannya.
1. Keutamaan ilmu
dan belajar
Orang
yang mengetahui (berilmu) tidak sama dengan orang tidak berilmu[1],
sebagaimana derajat(kemuliaan) orang yang beriman yang berilmu derajatnya di atas orang yang
beriman yang tidk berilmu[2],
dan para ulama memiliki derajat di atas orang-orang yang beriman dengan 700
derajat, di antara dua derajat selama perjalanan 500 tahun, bahwa ulama adalah
hamba-hamba yang paling takut kepada Allah[3],
sehingga para ulama, Allah berkehendak memberikan kepada mereka kebaikan dengan
kepahaman mereka terhadap Agama[4]. Bahkan
para ulama mendapatkan doa ampunan dari penduduk langit dan penduduk bumi [5],
akan dimudahkan baginya dengan usaha menuntut ilmu jalan ke surga[6],
berada di akhirat bersama para nabi beda satu derajat.[7]
[1]
“Katakanlah, ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?.” (Q.S Az-Zumar:9)
[2]
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(Q.S
Al-Mujadilah:11)
[4]
“Barang siapa yang Allah menginginkan kebaikan baginya, maka Dia
menjadikannya memahami Agama.”(H.R al-Bukhari, no. 71;Muslim, no.1037)
[5]
H.R at-Turmudzi
[6]
H.R Muslim, no.2699
[7]
H.R d-Darimi
Langganan:
Postingan (Atom)