@BERTEMAN@
#LATARBELAKANG#
Musuh[7]
dalam Mu’jam Al-Ma’ani, عدو [8] (musuh, lawan). Sebagaimana jihad secara umum,[9] jihad
terhadap hawa nafsu,[10] jihad
terhadap syaitan,[11] jihad
terhadap orang kafir,[12] dan
jihad terhadap orang fasiq.[13] [14]
Bersuci[15]
dan rahasia-rahasianya, bersuci mempunyai empat tingkatan; mensucikan yang lahir dari hadats, najis, dan
kotoran, mensucikan tubuh dari dosa dan kesalahan. mensucikan hati dari
akhlak-akhlak tercela dan kehinaan yang dibenci. mensucikan apa yang
tersembunyi dari hal-hal selain Allah yang sekaligus merupakan tujuan terakhir.
Puasa
mempunyai tiga tingkatan: puasa umum.puasa khusus, puasa khusus dari yang khusus.
Puasa umum adalah menahan perut dan kelamin dari memenuhi hawa nafsunya. Puasa
khusus adalah menahan pandangan, lisan, kaki, pendengaran, dan anggota badan
lainnya dari dosa-dosa. Puasa khusus dari yang khusus adalah puasa hati dari
keinginan yang rendah, pikiran yang menjauhkan dari Allah, menahannya dari
selain Allah secara total.[16]
Sabda
Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan al-Bukhari dalam Fathu
Al-Bari.[17]
“...Jika
mereka melihat bahwasanya mereka telah selamat di kalangan teman-teman mereka,
mereka berkata: 'Ya Tuhan kami, sesungguhnya kawan-kawan kami mendirikn shalat
bersama kami dan berpuasa bersama kami, dan beramal bersama kami! ' Allah
Ta'ala berfirman, 'Pergilah kalian, siapa diantara kalian dapatkan dalam
hatinya masih ada seberat dinar keimanan, maka keluarkanlah dia', dan Allah
mengharamkan bentuk mereka dalam neraka. Maka mereka datangi kawan-kawan mereka
sedang sebagian mereka telah terendam dalam neraka ada yang sampai telapak
kakinya, setengah betisnya, sehingga mereka keluarkan siapa saja yang mereka,
kemudian mereka kembali dan Allah berkata: 'Pergilah kalian sekali lagi, dan
siapa yang kalian temukan dalam hatinya seberat atom keimanan, maka
keluarkanlah dia.' Maka mereka keluarkan siapa saja yang mereka kenal."
#PEMBAHASAN#
Hak-hak
saudara atau teman yang Muslim yang harus dipenuhi seseorang.
A.
Menunaikan hajat[18] dan
memenuhinya.
Itu
bertingkat-tingkat:
1. Paling
rendah menunaikan hajat mana kala diminta dan mampu, namun dengan tetap dengan
raut kebahagiaan dan wajah berbinar.
2. Yang
tengah menunaikan hajat tanpa diminta.
3. Yang
paling tinggi, mendahulukan hajat saudara atas hajat diri.
B.
Hak lisan
Hak lisan untuk diam
1. Diam dari membicarakan aibnya,
2. Tidak membatah, mendebat dan bersilat lidah.
3. Tidak bertanya tentang sesuatu perkara yang
tidak disukainya.
4. Tidak bertanya dengan kata “Hendak kemana.”
5.
Menyembunyikan
rahasianya.
6.
Tidak
membicarakan keburukan rekan-rekannya dan keluarganya.
7.
Ucapan buruk
orang lain terhadapnya tidak disampaikan kepadanya.
8.
Tidak berbicara
perkara yang tidak disukainya, kecuali dalam amar ma’ruf nahi mungkar.
9.
Tidak berburuk
sangka, tidak hasad, tidak menghinanya.
Hak lisan dengan berbicara.
1.
Berbicara
dengan kata-kata yang mendatangkan kecintaan dan persaudaraan, seperti
menanyakan keadaannya, apa yang terjadi tentangnya, menanyakan kesibukan
hatinya karenanya.
2.
Memperlihatkan
kebahagiaan apa yang dia berbahagia dengannya.
3.
Memanggilnya
dengan nama yang ia cintai [19]
4.
Mengucapkan
salam.
5.
Melapangkan
majelis untuknya.
6.
Memuji
kebaikan-kebaikannya, anak-anaknya, keluarganya, akhlaknya, akalnya,
penampilannya,ilmunya, tulisannya tanpa dusta atau berlebiah-lebihan.
7.
Menyampikan
pujian orang-orang kepadanya.
8.
Berterinaksih
kepadanya atas apa yang dia dilakukan untukmu.
9.
Membela di
belakangnya bila dia dijadikan sasaran keburukan.[20]
10.
Mengajarkan dan
memberi nasehat secara rahasia dan tidak menjlilat.[21]
11.
Memaafkan
kesalahan, bila kesalahannya pada agamanya maka berlemah lembutlah dalam
menasehatinya sebisa mungkin, jangan membiarkannya dengan tidak menasehatinya
dan tidk mencegahnya, bila dia menolak nasehat halus, maka bisa dengan
memutuskan hubungan.
C.
Berdoa untuk saudara saat
masih hidup dan sesudah meninggal dunia dengan doa kebaikan sebagaimana untuk
dirimu sendiri.[22]
D.
Setia dan ikhlas.
Makna setia
adalah tetap mencintai sampai meninggal dunia, setelah meninggal dunia maka
cintanya untuk anak-anak dan kawan-kawannya, tetap tawadhu kepadanya, tidak
mendengar kata-kata orang atas kawannya, tidak berkawan dengan lawan kawannya.
E.
Meringankan.
Tidak memaksakan diri dan membebaninya, melihat jasa baiknya, dan
posisikan dirimu dengan mereka dalam posisi pelayan.
#PENUTUP#
@Hak-hak
saudara atau teman yang Muslim yang harus dipenuhi seseorang@
1. menunaikan hajat dan memenuhinya.@
2. hak lisan untuk diam ,
dan dengan berbicara.@
3. berdoa
untuk saudara saat masih hidup dan sesudah meninggal dunia dengan doa
kebaikan sebagaimana untuk dirimu sendiri.@
4. setia dan ikhlas.@
5. meringankan. @
[1] Temanartinya
1 kawan; sahabat: 2 orang
yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap): 3 yang
menjadi pelengkap (pasangan) atau yang dipakai (dimakan dan sebagainya)
bersama-sama-- hidup orang yang dijadikan pasangan hidup (istri atau suami);
-- nasi lauk-pauk atau sayur;
-- sejawat kawan sepekerjaan;
-- nasi lauk-pauk atau sayur;
-- sejawat kawan sepekerjaan;
Sahabat artinya kawan;
teman; handai:
-- dekat sahabat karib;
-- karib sahabat yang sangat erat (baik); teman yang akrab
-- kental sahabat karib;
-- karib sahabat yang sangat erat (baik); teman yang akrab
-- kental sahabat karib;
Kawan
ialah orang yang sudah lama dikenal dan sering
berhubungan dalam hal tertentu (dalam bermain, belajar, bekerja, dan
sebagainya); teman; sahabat; sekutu: sahabat di waktu senang banyak,
sahabat di waktu susah (melarat) sedikit;
-- bicara Ling peserta dalam percakapan atau situasi bahasa yang
lain, yaitu pendengar dalam ragam lisan atau pembaca dalam ragam tulis;
-- hidup ki istri atau suami;
-- sirih pelengkap sirih seperti pinang, kapur;
-- tebusan hamba sahaya;
-- hidup ki istri atau suami;
-- sirih pelengkap sirih seperti pinang, kapur;
-- tebusan hamba sahaya;
[2] تفسير الرازي = مفاتيح الغيب أو التفسير الكبير (6/ 531)
أَمَّا
قَوْلُهُ: وَلا خُلَّةٌ فَالْمُرَادُ الْمَوَدَّةُ، وَنَظِيرُهُ مِنَ الْآيَاتِ
قَوْلُهُ تَعَالَى: الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا
الْمُتَّقِينَ [الزُّخْرُفِ: 67] وَقَالَ: وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبابُ
[البقرة: 166] وقال: يَوْمَ الْقِيامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ
بَعْضُكُمْ بَعْضاً [الْعَنْكَبُوتِ: 25] وَقَالَ حِكَايَةً عَنِ الْكُفَّارِ:
فَما لَنا مِنْ شافِعِينَ وَلا صَدِيقٍ حَمِيمٍ [الشُّعَرَاءِ: 100] وَقَالَ: وَما
لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصارٍ [الْبَقَرَةِ: 270]
[3] Adapun kata (al-Khullatu)artinya
adalah cinta kasih, menamaan demikan karena ia masuk ke tengah-tengah jiwa atau
karena terdapat kebutuhan yang mendesak untuk memenuhinya. Dari sini maka
dikatakan (خللته ،مخالة، خلال، فهو خليل ) [saya bersahabat dengannya-dengan
persahabtan- maka dia adalah seorang sahabat] (Ar-Raghib Al-Ashfahani, Jilid
1(Depok:Khazanah Fawa’id, tahun2017), hal.669
[4] { وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ
وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ
السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ
مُخْتَالًا فَخُورًا} [النساء: 36]
(rekan, sahabat, teman, kawan, peserta, pemilik, penguasa,
pemegang)
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا استوى على بعيره خارجا إلى
سفر كبر ثلاثا ثم قال
{ سبحان الذي سخر لنا هذا وما كنا له مقرنين وإنا إلى ربنا
لمنقلبون }
اللهم إنا نسألك في سفرنا هذا البر والتقوى ومن العمل ما ترضى اللهم
هون علينا سفرنا هذا واطو عنا بعده اللهم أنت الصاحب في السفر والخليفة في الأهل
اللهم إني أعوذ بك من وعثاء السفر وكآبة المنظر وسوء المنقلب في المال والأهل وإذا
رجع قالهن وزاد فيهن آيبون تائبون عابدون لربنا حامدون
“Apabila
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah berada di atas kendaraan hendak
bepergian, maka terlebih dahulu beliau bertakbir sebanyak tiga kali. Kemudian
beliau membaca do'a sebagai berikut (Ya Allah, sesungguhnya kami memohon
kebaikan dan takwa dalam perjalanan ini, kami mohon perbuatan yang Engkau
ridloi. Ya Allah, permudahkanlah perjalanan kami ini, dan dekatkanlah jaraknya
bagi kami. Ya Allah, Engkaulah pendampingku dalam bepergian dan mengurusi
keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian,
pemandangan yang menyedihkan dan kepulangan yang buruk dalam harta dan
keluarga)." Dan jika beliau kembali pulang, beliau membaca do'a itu lagi dan
beliau menambahkan di dalamnya, "AAYIBUUNA TAA`IBNUUNA 'AABIDUUNA
LIRABBINAA HAAMIDUUNA (Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan
selalu memu.
[5] {وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ
الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ
وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا} [النساء: 69] (rekan, rekanan,kader, teman, kawan,
sahabat)
[6] { أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ
الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَا
رَسُولِهِ وَلَا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ}
[التوبة: 16] Teman setia (Mu’jam
Al-Ma’ani)
[7] musuh 1 lawan
(berkelahi, bertengkar, berperang, berjudi, bertanding, dan sebagainya); seteru
, 2 bandingan, imbangan, tandingan,3 sesuatu
yang mengancam (kesehatan, keselamatan); yang merusakkan.-- bebuyutan musuh
lama; musuh turun-temurun; -- dalam selimut musuh di kalangan
sendiri; -- masah berbagai-bagai musuh;
[8] وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ
الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ
عَدُوًّا مُبِينًا} [الإسراء: 53]
[9] Jihad terhadap
jiwa dengan mempelajari perkara agama, mengamalkan, dan mendakwahkan, Jihad
terhadap syaitan dengan menolak syubhat dan syahwat,jihad terhadap orang kafir
dengan tangan tangan, harta, lisan dan hati, jihad terhadap fasik dengan
tangan, lisan, dan hati sesuai
kemungkinan yang dapat dilakukan dalam tingkat ingkar mungkar.(Syaikh Shaleh
Fauzan).
[10] Hawa
nafsu adalah dorongan hati yang kuat untuk berbuat kurang baik. Nafsu
amarah dorongan batin untuk bernuat yang kurang baik, terutama
marah, nafsu lawwamah dorongan dorongan batin untuk mengikuti
jalan kebaikan, nafsu muthmainah dorongan batin untuk
mempertahankan diri dari segala kejahatan karena selalu ingat kepada Allah.
(KBBI)
[11] Setan adalah roh jahat (yang selalu menggoda manusia supaya berlaku
jahat)
[12] Kafir adalah orang
yang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya; -- harbi orang kafir yang
mengganggu dan mengacau keselamatan Islam sehingga wajib diperangi; --
muahid orang kafir yang telah mengadakan perjanjian dengan umat Islam
bahwa mereka tidak akan menyerang atau bermusuhan dengan umat Islam selama
perjanjian berlaku; -- zimi orang kafir yang tunduk kepada
pemerintahan Islam dengan kewajiban membayar pajak bagi yang mampu;
[13] fasik 1 tidak peduli terhadap perintah Tuhan
(berarti: buruk kelakukan, jahat, berdosa besar); 2 orang
yang percaya kepada Allah Swt., tetapi tidak mengamalkan perintah-Nya, bahkan
melakukan perbuatan dosa;
[14] Shaleh bin
Fauzan bin Abdullah AL-Fauzan,AL-Mulakhkhash AL-Fiqh, Juz
1(Riyadh:As-SU’udiyah, tahun 1423 H),hal.460
[15] Suci adalah bersih
(dalam arti keagamaan, seperti tidak kena najis, sele-sai mandi janabat); 2 bebas
dari dosa; bebas dari cela; bebas dari noda; maksum: ; 3 keramat; 4 murni
(tentang hati, batin)
[16] Ibnu Qudamah, Mukhtashar
Mihanjul Qasidin, (Bairut: Maktab AL-Islami, tahun 2000), hal. 55
[17] Hadits no.
7439 dan 7440
[18] Hajat adalah maksud;
keinginan; kehendak: 2 kebutuhan atau keperluan: -- besar buang air
besar; -- kecil buang air kecil; -- masyarakat keperluan
utama orang banyak, baik lahiriah maupun rohaniah:
[19] سنن الترمذي ٢٣١٤: حدثنا بندار حدثنا يحيى بن سعيد القطان
حدثنا ثور بن يزيد عن حبيب بن عبيد عن المقدام بن معدي كرب قال قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم إذا أحب أحدكم أخاه فليعلمه إياه
“Bila salah seorang di antara kalian
mencintai saudaranya, maka hendaknya memberitahukan kepadanya.” HR Abu Dawud, no. 5124
[20] “Seorang
Muslim adalah saudara Muslim lainnya, tidak (boleh) menzhaliminya dan tidak
menyerahkannya kepada musuh.” HR Bukhari, no. 2442; Muslim, no.4091
[21] Maksudnya
berbuat sesuatu supaya mendapatkan pujian (KBBI)
[22] “Doa
seorang Muslim untuk saudaranya yang tidak sedang bersamanya dikabulkan. Di
samping kepalanya ditugaskan seorang malaikat untuknya, setiap kali dia bedrdoa
untuk sadaranya dengan kebaikan, malaikat yang ditugaskan tersebut berkata,
“Amin dan kamu juga mendapat yang sepertinya.” (HR Muslim, no. 2732)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar